Wahai para penjaga keyakinan !
Wahai kalian yang mengaku anak cucu mus’ab, sa’adz bin waqash, Tharik, dan Khalid, hal apalagi yang membuatmu lemah tak berdaya, bangkit dan bergeraklah. Kalian adalah para penggerak yang benci akan berdiam diri. Ingatlah! Masa kini adalah masa dimana segala pemikiran kita di porak-porandakan, ilmu-ilmu islam kini jauh di selewengkan oleh musuh-musuh islam, pertarungan pemikiran kian membara, mereka telah merusak citra kita sebagai pemuda Islam. Lihatlah pemuda di luar sana, mereka hanya mengetahui permainan di atas panggung, perbuatan zina, senda gurau dan senang menyia-nyiakan waktu. Lihatlah saudaramu di luar sana, tak lagi tekun dan semangat mengikuti pelajaran dan kajian keislaman, mereka telah menjauh dari pendidikan dan buku-buku islam, jangan diamkan hal ini, kalau tidak engkau akan menyaksikan mereka menjadi penentang-penentang ajaran baginda Rasulullah.
Sampaikanlah kepada generasi muda islam, bahwa kita pernah memiliki generasi dari kalangan sahabat Rasulullah saw serta generasi terdahulu yang sholeh, yang sanggup menguasai dunia, mengisi kecemerlangan peradaban dengan loyalitas yang tinggi. Jangan biarkan generasi yang lahir di abad ini menjauh dari kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah saw, karena mereka adalah bunga-bunga harapan, sang fajar yang akan selalu tersenyum dari generasi ke generasi.
Wahai para pemuda masa depan !
Jaga dan amalkanlah selalu kitabullah (Al-Qur’an) dan sunnah Rasulullah saw. Belajarlah dari sejarah para pemuda islam di masa lalu, carilah ilmu pengetahuan dengan tekun, hanya dengan jalan itulah kunci kejayaan di masa kini dapat kita raih. Karena sungguh di masa ini wahai kalian yang berhati baja, kita harus memiliki basis pengetahuan dan pemikiran yang mapan serta memelihara konsistensi dan kontinuitas dengan tetap mempertahankan asholah atau prinsip dasar gerakan keislaman kita.
Pemuda islam telah kembali
Maka kalian adalah kebanggaannya
Kalian adalah pembangkitnya di masa lalu
Dan kalian adalah fajarnya yang cemerlang
Kepada seluruh pemuda islam, ketahuilah bahwa semangat perjuangan kita bukanlah semangat nasionalisme. Kita bukanlah gambaran generasi Al-Qurawi di Lebanon atau titisan semangat nasionalisme Ahmad Syauqi. Bagi seorang muslim, kita tidak memiliki tanah air khusus yang harus di bela mati-matian, karena sesungguhnya di negeri manapun nama Allah swt dan Rasulullah saw di agungkan maka sesungguhnya disitulah negeri para muslim, sehingga semangat perjuangan kita adalah semangat demi menegakkan kalimat La Ilaha illa Allah Muhammadur Rasulullah. Pada tahapan inilah syahadah kita sebagai seorang pemuda islam di tuntut untuk selalu mampu menawarkan solusi atas segala problematika keummatan yang berbasis kepada fikrah dakwah islamiyah dalam realitasnya di masyarakat.
Nenek moyang kita dahulu menguasai tiga perempat wilayah dunia, dan kekuasaan dalam bentuk apapun itu semuanya berasal dari Allah swt.
“Katakanlah: Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali Imran3 : 26)
Maka, tanah air bukanlah sebuah keyakinan, tapi hanya sebatas debu dan batu-batu kerikil dalam jumlah yang banyak, dan memang benar ada beberapa wilayah yang sudah semestinya di cintai hanya karena ketaatan kepada Allah swt dan Rasulullah saw, hanya karena darah tauhid mengalir dari para pejuang islam atau hanya karena bendera La Ilaha illa Allah di kibarkan disana; seperti mekah dan wilayah lainnya, hanya karena hal tersebutlah kita mencintainya bukan karena faktor nasionalisme atau cinta tanah air. Wallahu a’lam
Oleh: Ikhsan Pallawa
Semangat Yang Harus di Wujudkan Pemuda Islam Menuju Masyarakat Madani
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment